KMPLS Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Ketua Panitia memberikan sambutan pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Sabilussalam.com- Dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw, Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam (KMPLS) menggelar acara tahlil, pembacaan Barzanji, peringatan 7 hari Alm. Prof. Dr. Suwito, dan tausiah keagamaan pada Kamis (29/10/2020) malam secara daring. Di layar streaming terlihat beberapa mahasantri turut menghadiri acara secara langsung di Aula Pesantren Luhur Sabilussalam, Ciputat.

Acara yang mencakup empat agenda ini diprakarsai oleh Kementerian Keagamaan dan Kementerian Sosial KMPLS. Acara dimulai tepat pukul 19.30 WIB.

Ketua panitia acara, Saifiddaulah Shafiullah dalam sambutannya mengatakan, memperingati kelahiran Nabi Muhammad termasuk bagian dari bukti mencintai nabi penutup akhir zaman itu.

“Ada banyak bentuk perayaan maulid nabi, seperti kenduri, al barzanji, al diba’i dan lainnya. Tak jarang masih ada yang mengatakan bahwa maulid nabi itu bid’ah. Seharusnya tidak boleh ada yang berpendapat demikian. Karena pada dasarnya kita merayakannya atas dorongan cinta. Persis seperti kutipan ‘cinta itu tidak bersyarat, (dan) tidak beralasan’. Cukuplah dengan dorongan cinta untuk menjawab mereka yang enggan memperingati maulid nabi,” jelas pria yang akrab dipanggil Saifi itu.

Iqbal Aly Muzakky, selaku Kepala Kementerian Sosial (Kemensos) KMPLS menambahkan bahwasanya pemuda perlu meningkatkan semangat yang telah diwariskan Nabi Muhammad. Kemudian menerapkan segala nilai-nilai yang disampaikan oleh nabi, maupun oleh pahlawan kemerdekaan.

“ Di sini (momentum peringatan maulid nabi) kita sebagai pemuda, pemuda Pesantren Luhur Sabilussalam, harus terus meningkatkan semangat-semangat optimisme. Meningkatkan semangat-semangat yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad (dan) yang ditinggalkan oleh pahlawan kita yang bersemangat untuk memerdekakan negara ini,” ucap Iqbal dalam sambutannya.

Sementara itu, Presiden KMPLS, Muallif Wijdan Kayis tak lupa mengingatkan untuk selain menumbuhkan semangat, perlu juga meningkatkan kesadaran.

“Agar nanti kita ke depannya, hidup kita menunjukkan tidak stagnan,” ucap pria berkacamata itu.

Menurut Kayis, peringatan maulid nabi yang juga berdekatan dengan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober lalu, menjadi cikal bakal lahirnya Resolusi Jihad. Ia juga mengingatkan cinta tanah air bagian dari iman. Maka kemerdekaan yang lahir dari semangat santri perlu diperjuangkan.

Usai sambutan, acara kemudian berlih dengan dimulainya pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Bagas Balasirullah. Diikuti oleh segenap hadirin. Lalu berlanjut ke penampilan Tim Hadroh Sabilussalam.

Tak lama kemudian, dalam kesempatan tausiahnya, Ust. Sufyan Syafi’i memberi nasehat agar mahasantri senantiasa melakukan segala kebaikan dengan niat mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad Saw.

“Berhubung ini bertepatan dengan malam maulid, kita niatkan segala kebaikan yang kita lakukan sebagai bentuk rasa senang atas kelahiran Rasulullah Saw. Jadi cara termudah untuk merayakan (maulid nabi) tidak mesti dengan (perayaan) formal. Tapi segala bentuk aktifitas yang kita lakukan di bulan maulid ini, meskipun sifatnya sederhana, jika kita niatkan sebagai bentuk rasa syukur atau rasa gembira kita atas kelahiran baginda Nabi Muhammad Saw., sebenarnya itu termasuk bentuk cinta dan bahagianya kita atas kelahiran Rasulullah Saw,” ucap ustad Sufyan yang juga pengajar di Pesantren Luhur Sabilussalam itu.

Ustad Sufyan juga mengingatkan mahasantri pengabdian di pesantren merupakan bentuk meneruskan perjuangan para pendahulu. Semangat perjuangan para guru harus dilanjutkan.

Di Balik Layar

Di tempat terpisah, ketika Saifi dihubungi oleh sabilussalam.com melalui percakapan WhatsApp, diketahui acara ini diinisiasi oleh mahasantri Sabilussalam. Melalui dua kementerian KMPLS, maka diagendakanlah acara peringatan maulid nabi  yang bertepatan dengan bulan Sumpah Pemuda dan perayaan Hari Santri Nasional ini.

“Merupakan inisiatif kaum muda (angkatan 19) yang mengingatkan kaum tua (mahasantri senior). Dari situ muncul ide mengadakan acara maulid nabi,” ujar mahasiswa jurusan Ilmu Alqur’an dan Tafsir itu.

Panitia dan mahasantri berfoto bersama seusai acara.

Mengingat kondisi di beberapa daerah masih belum aman karena pandemi, sabilussalam.com menanyakan alasan panitia turut mengadakan pertemuan fisik di aula Sabilussalam. Diketahui sebagian mahasantri ikut hadir di Aula yang sering menjadi pusat kegiatan mahasantri itu.

“Acara ini diadakan di aula Sabilussalam karena ada mahasantri yang menetap (lama) di sini. Kami kumpulkan (di aula). Itupun melalui protokol kesehatan seperti cek suhu. Untuk mahasantri yang di luar dapat mengikuti acara melalui Zoom. Alasan lain panitia bertempat di aula ialah dengan dibuatkannya studio, maka dapat (menghasilkan) visual yang lebih baik untuk mahasantri yang hadir melalui Zoom meeting,” sambung Rafi Sihabuddin melalui voice note.

Saifi berharap dengan diadakannya peringatan maulid nabi ini, semangat pemuda milenial untuk mencintai Nabi Muhammad Saw. dapat tumbuh tanpa mengabaikan ilmu dan akhlak.

(Dimas Fakhri)