Sejarah singkat Pesantren Luhur Sabilussalam- Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam tidak dapat dipisahkan dari sejarah Yayasan Islam Sabilussalam. Selain karena pesantren luhur ini berada di bawah pengelolaan Yayasan Islam Sabilussalam, juga dikarenakan sejak awal berdirinya para pendiri Yayasan ini tidak langsung membentuk pesantren, akan tetapi didahului oleh Madrasah Diniyyah dan Raudhatul Athfal (TK).

Oleh karena itu, sebelum masuk dalam pembahasan latar belakang berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam, penulis hendak menjelaskan sejarah Yayasan Islam Sabilussalam terlebih dahulu.Yayasan Islam Sabilussalam berkedudukan di Kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang Banten. Yayasan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1981 dengan akte notaris No. 23 tertanggal 12 November 1981 dengan Notaris R. Soerojo Wongsiwidjojo, SH. Berdiri di atas lahan tanah seluas 710 m2 (tujuh ratus sepuluh meter persegi) yang awalnya hasil wakaf dari tanah bekas milik adat. Yayasan ini merupakan wadah bagi penyelenggaraan pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial.

Pendirian yayasan ini diprakarsai oleh beberapa orang dari tenaga pengajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Ciputat (saat ini telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)) dan beberapa warga masyarakat Kampung Utan Ciputat. Adapun susunan Badan Pendiri Yayasan tersebut antara lain:

Prof. Dr. H.A.R. Partosentono (Ketua)
Prof. Drs. H. Chatibul Umam (Anggota)
Drs. H. Muchsin Idham (Anggota)
Drs. H. Ibrahim Gade (Anggota)
Drs. H. Mohammad Mansyur (Anggota)
H. Ir. A. Sjofjan (Anggota)
J. Rosyadi (Anggota)

Latar belakang berdirinya yayasan ini karena semata-mata mereka terpanggil dan merasa bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak dan masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas. Pendirian yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.

Pertambahan penduduk Indonesia yang setiap tahun mengalami kenaikan, perlu diimbangi dengan penambahan lembaga-lembaga pendidikan dan dakwah yang sesuai dengan kemajuan zaman guna mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam memerlukan pendidikan yang memadai dan dapat dijangkau berbagai lapisan masyarakat. Pembangunan sosial ekonomi harus diimbangi juga dengan pembangunan mental spiritual, supaya terdapat keserasian dan keseimbangan. Pesatnya perkembangan teknologi harus dapat diikuti oleh umat Islam supaya tidak tertinggal dalam zamannya, hal ini memerlukan pendidikan tertentu.

Didirikannya yayasan ini oleh para pemuka masyarakat di daerah kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang, adalah didasarkan pada masa lalu, kini maupun masa yang akan datang. Peranan ini membawa banyak perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Islam memperlakukan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Khusus untuk lembaga pendidikan pesantren, baru dibuka pada tahun 1994 untuk tahun ajaran 1994-1995. Cita-cita pendirian pesantren mahasiswa ini telah ada jauh sebelum Yayasan dibentuk (sekitar tahun 1980-an), yaitu berawal dari cita-cita Bapak H.M. Mansyur, salah satu pendiri Yayasan Islam Sabilussalam. Ketika masih menjalani studi S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ia bersama teman-temannya dari Jurusan Bahasa Arab (antara lain: H.D. Hidayat, S. Shodikin, dan Fahrurrozi) memiliki kegiatan dakwah keliling melalui pengajian mingguan secara bergilir di sekitar daerah Kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat. Dari jalan dakwah itulah akhirnya ada salah seorang warga yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan dakwah.

Sebidang tanah itulah yang saat ini berdiri Yayasan Islam Sabilussalam, yang di dalamnya terdapat Raudhatul Athfal (TK) (didirikan pada tahun 1982), Madrasah Diniyyah (berdiri: tahun 1988), dan akhirnya pada periode 1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalam. Sejak dibuka pada tahun 1994 hingga saat ini pesantren tersebut telah mewisuda 19 angkatan.

Selain itu, faktor lain didirikannya pesantren Luhur Sabilussalam ini adalah para pendiri merasakan sangat kurangnya sarjana Islam yang memiliki kemampuan memadai dalam membaca dan memahami khazanah/literatur keagamaan yang berbahasa Arab. Akibatnya sering terdengar sajian dalam berbagai diskusi memahami/mengemukakan tentang agama secara parsial/tidak utuh, sehingga berakibat banyak mengundang reaksi dari masyarakat, disamping itu berakibat kurang tajamnya penelitian dan analisis mereka karena kekurang-bacaan buku-buku dimaksud.

Adapun tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam, antara lain:

Membantu usaha Pemerintah Republik Indonesia dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, khususnya di bidang pendidikan dan sosial.
Membangun manusia Indonesia yang sejahtera, berpengetahuan luas, berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepada nusa, bangsa, dan agama serta bertaqwa kepada Allah SWT.
Mencetak pemikir Islam yang mampu memahami dan mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar dari zaman klasik, pertengahan, maupun zaman kontemporer yang terdapat pada buku-buku yang berbahasa Arab.
Mendidik kader ulama yang mendalami (takhassus) ilmu keagamaan dan kebahasaaraban, karena semakin langkanya ulama pada dewasa ini.

Dalam pada itu status Pesantren Luhur ini merupakan badan otonom Yayasan Islam Sabilussalam Ciputat. Namun pengelolaannya secara tekhnik operasional di bawah lembaga Pesantren Luhur Sabilussalam, dan secara administratif di bawah Yayasan Islam Sabilussalam.

Demikianlah sejarah singkat Pesantren Luhur Sabilussalam. Semoga Allah senantiasa merahmati para pendiri yayasan dan pesantren ini dan keberkahan senantiasa mengiringi setiap langkah kita. Aammiin

[1] Arsip Yayasan Islam Sabilussalam, “Riwayat Singkat Yayasan Islam Sabilussalam” (Ciputat: YIS, 1981)

[2] Arsip wawancara oleh alumni kepada Prof. Dr. H.D. Hidayat, M.A, Direktur Pesantren Luhur Sabilussalam pada 02 September 2008