Sabil Peduli: Menabung Kebaikan Berbagi Kebahagiaan

Sabil Peduli merupakan program Kementrian Sosial KMPLS (Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam) Periode 2023-2024. Pengurus KMPLS yang turut hadir dari Kemensos, yaitu Muhammad Arif, Nyimas Zulfa Lisamia, Nenden Hopipah, Ahmad Taqiyudin Taib, M. Rayhan Wahid AM. Selain itu beberapa perwakilan dari kementrian KMPLS lain yaitu M. Iqbal Maulana dari BPH, M. Zen Kholilullah dari Kominfo, M. Tsany Sadan dari Kemenseniora, M. Rizqil Hilmi dari Kemendikbas, Ridwan Bambang Nawawi dari Mahasantri angkatan 2023. Acara ini berlangsung pada hari Sabtu tanggal 9 Desember 2023 di Kampung Pemulung yang beralamatkan di Jurang Manggu, Pondok Aren, South Tangerang City, Banten.

Kampung Pemulung adalah kampung yang ditempati oleh ratusan pemulung daerah sekitar Jurang Mangu. Keadaannya sangat berbanding jauh dengan kota di sekitarnya. Rumah mereka terbuat dari papan dan ditambal dengan bahan-bahan bekas untuk menambal rumah mereka agar tidak bocor ketika hujan dan tidak panas ketika kemarau. Beberapa anak di sana ada yang sekolah dan ada yang tidak sekolah. Meskipun begitu, anak-anak ketika siang diperintahkan untuk bekerja atau memulung, dari pagi sampai sore, lalu barulah mereka belajar setelah magrib.

Hal tersebutlah yang mendorong kemensos untuk megadakan sosialisasi pendidikan di sana, untuk menumbuhkan motivasi belajar, baik kepada anak-anak, maupun kepada orang tuanya. Sebelum melangsungkan program ini, kemensos melakukan survey terlebih dahulu kurang lebih semingguan sebelum acara. Survey yang dilakukan kemensos dibantu oleh Ibu Yati sekaligus melakukan wawancara.

Ibu Yati adalah pendiri Taman Baca yang dinamai Taman Baca Amalia, yang dibangun di saung Kampung Pemulung. Ibu Yati berasal dari Brebes yang merantau ke daerah Jurang Mangu. Pada awalnya Ibu Yati megadakan majelis belajar kecil-kecilan di pinggir kota, hingga suatu saat ada perintah dari tokoh setempat untuk mengadakan pembelajaran itu di tengah Kampung Pemulung. Ibu Yati membangun Taman Baca Amalia dari biaya sendiri. Ibu Yati sudah tinggal dan mengelola Taman Baca Amalia kurang lebih selama 12 tahun. Ibu Yati memiliki jiwa sosial yang kuat, rela mengorbankan harta, waktu, dan tenaganya hanya untuk megabdikan dirinya di masyarakat.

Sabil Peduli adalah program sosial di mana kemensos mengadakan acara di kampung pemulung, dengan mengajak puluhan anak untuk belajar bersama di salah satu saung yang berada di sana. Sebelum melakukan pembelajaran, terdapat prakata sambutan yang disampaikan oleh BPH KMPLS yaitu Muhammad Iqbal Maulana. Pembelajaran dipandu oleh Staff Kemensos KMPLS yaitu Nenden Hopipah dan Nyimas Zulfa Lisamia. Pelajaran utama yang diajarkan adalah pelajarah Islam, yaitu rukun Islam, rukun iman, sejarah nabi, dan mengaji huruf hijaiyah.

Belajar saja membuat mereka bosan, sehingga panitia menyediakan mainan sebagai media belajar anak-anak. Media belajar yang diberikan adalah puzzle hijaiyah. Cara main gamenya yaitu anak-anak membuat 4 kelompok, lalu diberikan puzzle kepada mereka untuk dipasangkan, bagi kelompok yang tercepat maka dia adalah pemenangnya. Hal ini melatih fokus anak-anak, juga melatih skill kerja sama mereka dalam menyusun permainan.

Selain itu, mereka diperintahkan untuk maju ke depan dan menuliskan namanya menggunakan huruf hijaiyah, di mini white board yang dibawa oleh panitia. Mereka terlihat antusias terhadap pelajaran yang diberikan, terutama ketika menggunakan mainan sebagai media pembelajaran.

Selesai pembelajaran panitia melanjutkan dengan mengadakan game dan tebak-tebakan tentang materi yang sudah dipelajari, siapapun dari anak-anak yang tahu jawabannya maka dia berhak mendapatkan hadiah berupa buku ataupun snak. Pembelajaran ditutup dengan membaca doa bersama dengan membaca surah Al Fatihah. Setelah itu, panitia membagikan buah tangan (bingkisan) berisi alat tulis, juga memberikan nasi kotak kepada anak-anak.

Selesai pembagian, panita mengajak foto bersama seluruh anak-anak kampung pemulung, kemudian mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Setelah itu, panitia kumpul sebentar bersama Ibu Yati sebagai pengelola saung taman baca, untuk melakukan sharing (sharing sesion) bersama, dilanjut dengan penyerahan donasi pakaian, makanan, sembako, dan lainnya, lalu diakhiri dengan foto bersama. Ketika acara sudah selelai panitia berkumpul sebentar untuk melakukan bersih-bersih, mengadakan evaluasi, prepare semua barang-barang, lalu kembali pulang ke Pesantren Luhur Sabilussalam.

Nenden Hopipah, Mahasantri Semester 3 Pesantren Luhur Sabilussalam dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 5 Jurusan Manajemen Dakwah.