Penulis : Aghnin Khulqi S.Hum, MA.
Buku ini membahas tentang kisah Isra Mikraj di dalam sebuah karya sastra berbentuk syair atau puisi berbahasa Arab. Sebagaimana telah diketahui bersama, bahwa Peristiwa Isra Mikraj merupakan salah satu mukjizat Nabi yang terbesar. Tidak mengherankan jika Isra Mikraj senantiasa menjadi perhatian para cendikiawan sejak zaman dahulu hingga sekarang. Bahkan kajian tentang Isra Mikraj dilakukan dengan berbagai pendekatan disiplin ilmu. Walau demikian, kajian Isra Mi’raj dalam syair Arab masih sangat jarang dilakukan. Kisah isra’ mi’raj banyak ditemukan dalam kumpulan syair Arab, terutama dalam syair-syair Madāiḥ Nabawiyyaẗ sebagaimana karya yang ditulis oleh Al-Bushiri dan Ahmad Syauqi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kisah Isra Mikraj dalam dua syair Al-Bushiri yang berjudul Burdah dan al-Hamziyah dengan dua syair karya Ahmad Syauqi yang berjudul Nahj al-Burdah dan al-Hamziyah al-Nabawiyah dari sisi bentuk dan konten, serta mengungkap konsep Isra Mikraj menurut kedua penyair yang terkenal dengan masing-masing karyanya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan kajian pustaka. Kajian perbandingan dalam penelitian ini menggunakan konsep tematologi Claudio Guillen yaitu membandingkan karya sastra berdasarkan tema yang sama, melalui analisis empat unsur karya sastra menurut Ahmad al-Syayib dalam bukunya yang berjudul Ushūl al-Naqd al-Adabiy, yaitu ‘āṭifah, khayāl, fikrah, dan ṣūrah. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pandangan Suzanne Pinckey Stetkevych yang mengatakan kisah yang ditulis dalam puisi itu menarik karena menggunakan imajinasi dan gaya bahasa indah lebih dapat diterima dibanding dengan Linda Boudiba yang mengatakan kisah yang ditulis dalam puisi biasa saja karena menggunakan bahasa sederhana. Sebagaimana yang ditemukan dalam kasidah al-Hamziyah Al-Bushiri dan al-Hamziyah al-Nabawiyah Ahmad Syauqi, dari segi bentuk keduanya memiliki kesamaan dalam menggunakan bahasa yang indah walaupun terdapat perbedaan karena Ahmad Syauqi lebih beragam dalam memilih diksi. Begitu pula dalam kasidah Burdah Al-Bushiri dan Nahj al-Burdah Ahmad Syauqi dari segi bentuk memiliki kesamaan dalam menggunakan bahasa yang indah, walaupun memiliki perbedaan dalam hal imajinasi. Sedangkan dari segi konten semuanya memiliki kesamaan dalam mempercayai kisah Isra Mikraj, walaupun konsep isra’ mi’raj menurut Al-Bushiri dan Ahmad Syauqi berbeda. Konsep Isra Mikraj menurut Al-Bushiri adalah mukjizat, pelajaran iman, serta ajaran Islam seperti tentang kesabaran dan cinta kepada Nabi. Sedangkan konsep Isra Mikraj menurut Ahmad Syauqi adalah peristiwa yang menimbulkan perdebatan rasionalitas, peristiwa yang memiliki banyak pelajaran dan pengetahuan, pewajiban salat, dan pesan peran penting Masjid Al-Aqṣa di Palestina.